Kue wajik oleh-oleh Blitar yang satu ini tergolong unik dan berbeda dari
wajik pada umumnya. Wajik Kletik Ibu Prajitno merupakan kue tradisional khas
Blitar yang sudah di produksi sejak 1969 oleh Ibu Prajitno. Dibungkus dengan
klobot (pelepah jagung yang dikeringkan) yang di setrika kemudian dijahit rapi,
dengan isi wajik terbuat dari beras ketan dan gula kelapa. Rasanya, sangat
legitdan membuat penganan ini menjadi pilihan nomor satu untuk di coba.
Retti Retno Indrawati (45) adalah anak ke 9 dari 9 bersaudara
dan menjadi generasi kedua yang meneruskan usaha wajik kletik Ibu Prajitno.
Retti juga mengelola O’ODABLI, yang merupakan salah satu toko oleh-oleh dan
sentra penjualan wajik produksinya. Lulusan Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya ini berhasil mengembangkan usaha peninggalan
orangtuanya. Mulai dari jumlah produksi yang semakin meningkat hingga luas toko
yang kian melebar.
|
Wajik kletik khas Blitar |
“Dulu, Ibu setiap hari paling banyak memproduksi wajik 100 renteng.
Sekarang, alhamdulillah setiap hari bisa kami produksi sebanyak 500 renteng,”
ungkap Retti saat ditemui di toko oleh-olehnya di Jl. Dr. Ismail No.3, Blitar.
Dengan harga sangat bersahabat, Rp 3.500/renteng, wajik kletik ini juga dibuat
dalam kemasan besek berisi 10-20 wajik, atau kemasan dus kecil berisi 40 wajik,
serta kemasan besar berisi 60 renteng.
“Kompetitor kami saat ini memang sudah semakin banyak, tapi rahasia Ibu
dalam mengolah wajik yang legit tetap saya pertahankan. Mulai dari memilih
kualitas bahan hingga proses pengolahan, saya masih turun tangan, jadi rasa
wajik kletik resep Ibu tidak berubah, tetap enak,” ujar Retti bangga.
Retti pun tak ingin ketinggalan melakukan inovasi untuk wajik kletik asli
olahan ibunya. Ia lalu menambahkan pilihan varian rasa seperti wajik kletik
kacang hijau, nanas, dan kacang hitam yang juga enak untuk dibawa sebagai buah
tangan.